14 September 1997

Atas Nama Persaudaraan


Hari Sabtu malam yang lalu aku tidur, tapi hanya seolah-olah tidur. Semua itu kulakukan hanya untuk melegakan teman-teman sekamarku yang pukul 5 pagi tadi harus melakukan perjalanan pulang ke Mesir. Mereka adalah Sam dan Ragai.


Atas nama persaudaraan aku melakukan semua itu, seolah-olah tidur, tapi sebenarnya sama sekali tidak bisa tidur. Aku sungguh teringat akan jalinan persaudaraan yang begitu indah yang selama ini telah terjalin diantara kami. Barulah pukul 3-5 dini hari aku benar-benar bisa tidur sejenak, untuk selanjutnya mengantarkan Sam dan Ragai ke tempat perhentian bis yang menuju Macon di pinggiran atau bahkan mungkin di perbatasan desa Taize, dalam dinginnya udara pagi.


Pukul 10.23 pagi, kembali aku “harus” mengantar Morcos dan Amir yang juga dari Mesir. Ternyata perpisahan dengan teman-teman sekamar ini cukup “menyakitkan”. Sebelum pulang Morcos memberikan kepadaku sebuah kartu kecil bergambar icon Yesus. Di balik kartu itu dia menulis: “Kiranya engkau menikmati hidup dengan penuh sukacita bersama Yesus”. Sangat mengharukan, di tengah “beratnya” tantangan mereka mengikut Yesus di Mesir, mereka masih dapat menguatkan orang lain. Hal ini menuntut aku berpikir ulang mengenai realitas mengikut Yesus. Akhirnya aku terlambat mengikuti Ekaristi, atas nama persaudaraan.


Terima kasih patut kuucapkan untuk Sam, Ragai, Morcos dan Amir, karena melalui merekalah aku berkesempatan menikmati liturgi doa harian dalam bahasa Arab dari gereja Koptik Mesir yang mereka adakan di Orthodox Chapel di belakang Gereja Rekonsiliasi.



Tidak ada komentar: